Reshuffle menteri telah dilakukan oleh bapak presiden RI, sudah kurang lebih sepuluh jajaran menteri yang diduduki orang baru. Dengan susunan yang baru salah satunya adalah Menteri Perdagangan yang diisi oleh Gita Wiryawan, kemudian mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dipindah kan ke pos kementrian baru yakni Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Langkah yang mendesak untuk segera diambil oleh kementrian perdagangan adalah menghentikan impor bahan pokok seperti kentang, garam, sayur,dan beras. Hal itu untuk meningkatkan perekonomian pertanian.
Belum lama ini impor kentang dari Thailand telah merusak harga pasar kentang lokal. Serbuan kentang impor yang kualitasnya tidak lebih baik dari kentang lokal lebih menarik hati masyarakat karena harganya yang murah. Tentu kita tak sepenuhnya menyalahkan masyarakat yang daya belinya rendah, maka dari itu pemerintah dalam hal ini kementrian pedagangan harus mengantisipasi dengan menghentikan impor kentang sehingga pasar kentang lokal tidak rusak.
Kemudian yang tidak kalah menarik untuk diberikan perhatian adalah impor garam. Indonesia yang sebagian besar, hampir 80% adalah wilayah pesisir pantai yang sangat potensial unatuk produksi garam, dan bahkan sangat menjanjikan justru malah mengimpor garam dari negara lain. Tentu ini sangat memprihatinkan. Memang miris jika dibicarakan mengenai hal ini, maka dari itu haruslah dari pihak kementrian perdagangan menghentikan impor garam ini. Jika toh alasanya kualitas garam lokal kurang bagus harusnya menteri perdagangan dapat bekerjasama dengan menteri terkait untuk peningkatan kualitas.
Untuk sayur mayur, dan beras tak jauh dari pembahasan diatas. Intinya adalah maksimalkan pemanfaatan barang dan produksi lokcal. Pemerintah jangan seenaknya saja mengimpor barang dan masyarakat Indonesia harus lah cinta dan memakai barang atau produk dalam negeri.
Berikut ini lampiran dari situs yahoo, yang masuk dalam LIPUTAN6.COM yang menulis tentang keharusan impor bahan pokok dihentikan dengan tuntutan keberanian menteri baru hasil reshuffle.
Menteri Harus Berani Stop Impor Bahan Pokok
Liputan6.com, Jakarta: Kabinet baru Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah berjalan tiga hari. Lebih dari sepuluh kementerian diduduki menteri baru, tidak terkecuali kementerian di bidang ekonomi. Menurut pengamat ekonomi Ikhsan Mojo, para menteri baru harus memanfaatkan momentum dengan menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi global.
Dalam susunan kabinet baru, Gita Wiryawan menjabat sebagai Menteri Perdagangan, mantan Dirut PLN Dahlan Iskan menjabat Menteri Negara BUMN, Jero Wacik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menjabat pos kementrian baru yakni Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. "Saya kira penempatan beberapa menteri di bidang ekonomi ini sudah tepat. Ini jadi peluang bagi mereka untuk buktikan pada rakyat" ujar Ikhsan Mojo usai dialog pasca reshuffle di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/10).
Ikhsan menegaskan, pembuktian kinerja para menteri baru di bidang ekonomi bisa diwujudkan dengan mengambil kebijakan ekstrem. Misalnya menghentikan impor bahan pokok untuk menggairahkan kembali ekonomi kerakyatan. "Kalau saya jadi Pak Gita, saya akan STOP impor sayur, kentang, bahkan beras, dan garam," ujarnya. Jadi tidak perlu menunggu tahun 2014. Pada tahun 2012, Indonesia sudah bisa swasembada garam.
Dengan menghentikan impor sejumlah bahan pokok dan merangkul para petani, pemerintah diharapkan bisa meningkatkan produksi dalam negeri sehingga rakyat menjadi lebih sejahtera. Hal terpenting lainnya adalah kerjasama antarkementerian, misalnya Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian agar teknis perbaikan ekonomi kerakyatan dapat berjalan dengan baik.(ULF)
0 comments:
Post a Comment